Jumat, 28 Mei 2010

Perkembangan Diri, Identitas dan Gender




Sebelum kita tahu apa diri itu kita harus tahu aspek-aspek dalam Perkembangan diri seperti:

. Pemahaman diri : pemahaman diri itu bagaimana melalui pola pikir anak, anak
menggambarkan dirinya hal ini tentu sesuai dengan perkembangan pola pikirnya
kognisinya. Oleh karena itu kita membagi pemahaman diri pada masa bayi, kanak-kanak
awal dan masa kanak-kanak akhir.



MAsa BAyi..
Pke musik terminator yah.. Jreng...jreng..jrengg
Bayi mulai mengembangkan pengenalan dirinya pada awal usia 18 bulan..
Bayi,karena belum bisa menceritakan bagaimana dirinya sendiri dengan ekspresi verbal
maka dilakukan percobaan bayi menghadap cermin dengan menempelkan hidung ke cermin.
PAda usia 2 tahun bayi sudah mengenal dirinya karena menyadari bahwa yang ada di cermin adalah dirinya, karena adanya peningkatan gerakan menghapus bercak yang tertinggal di cermin karena hidung bayi yang tertempel di cermin tadi.

MAsa KAnak- kanak Awal
PAda masa kanak-kanak awal sudah dpat menggunakan kemampuan verbal, dalam masa ini pemahaman diri tidak terbatas dengan kemampuan visual seperti pada bayi...
tetapi sudah memiliki karakteristik pemahaman diri seperti...

. Kebingungan mengenai diri, pikiran dan tubuh :
Anak mendeskripsikan diri seperti mendeskripsikan bagian tubuh tertentu, misal : ketika anak menyebutkan kata saya sambil tangannya diletakkan di dada sambil ditepuk- tepuk.
. Deskripsi Konkret :
Anak mendeskripsikan diri dengan istilah yang konkret, misal: Rumahku besar.
. Deskripsi Fisik :
Anak dapat membedakan diri mereka dengan orang lain melalui bentuk fisik, misal: Rambut Brenda kriting, rambut aku itu lurus kaya barbie..

Masa KAnak-KAnak Akhir
Evaluasi diri anak menjadi lebih kompleks, terdapat karakteristik seperti Masa kanak-kanak awal yaitu :
. Karakteristik internal: Anak menggunakan karakteristik internal untuk mendefinisikan diri mereka lebih subjektif misal: Tante, dulu aku manja loh, tapi sekarang aku baik mau bantuin temen.
. Deskripsi Sosial:
Anak menggambarkan diri mereka sebagai anggota kelompok sosial tertentu misal: Aku anak pramuka siaga
. Real Self dan Ideal Self :
Mencangkup kemampuan mereka untuk membedakan kompetensi yang sebenarnya dengan apa yang ingin mereka capai dan mereka anggap penting, Misal: Anto mau jadi SuperMan pembela kebenaran dan keadilan, namun Anto tahu ia tidak dapat terbang.
.Realistik:
Evaluasi diri anak menjadi lebih realistik, Misal: Tika ingin pergi ke Disney Land tetapi, tika tahu Disney LAnd tempatnya jauh tidak mungkin dia kesana.


GENDER
Gender adalah dimensi psikologis dan sosiokultural yang dimiliki karena seseorang itu laki-laki atau perempuan. Peran gender merupakan hasil kontruksi sosial untuk menggambarkan bagaimana seharusnya laki-laki atau perempuan berpikir, bertindak,
Dalam peran sosial, perempuan memiliki kekuatan sosial dan status yang lebih rendah serta menguasai sumber daya yang lebih sedikit.
Hierarki gender dan pembagian tugas sesuai dengan jenis kelamin, penyebab utama dari perbedaan perilaku antar laki-laki dan perempuan.
Pola asuh orang tua juga menentukan perkembangan gender, misal: dari kecil perempuan diberi boneka, dan menjelang dewasa diberi tugas merawat adik-adiknya, sedangkan anak laki-laki diberikan kebebasan yang lebih dibandingkan anak perempuan, Mereka boleh pergi jauh dari rumah, dan tanpa pengawasan orang tua.
Selain orang tua peran teman sebaya juga menentukkan perkembangan gender, ketika anak bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama cenderung akan diberi reward, sementara anak yang melakukan permainan yang berlawanan dengan jenis kelaminnya akan diberi kritik, dan akan dibiarkan bermain sendiri. Anak perempuan yang tomboy bisa bermain dengan anak laki-laki tanpa kehilangan statusnya di kelompok anak perempuan tapi tidak dapat berlaku bagi anak laki-laki karena hal ini akan mendapat penekanan yang lebih dari orang sekitar.

1 komentar: